Langsung ke konten utama

Pengertian Paragraf Naratif dan contoh



          Paragraf Naratif adalah paragraf yang memaparkan peristiwa secara kronologis. Paragraf ini sering digunakan sebagai media dalam penulisan karya tulis yang menuntut penggambaran alur cerita yang menarik. Struktur paragraf naratif sering digunakan dalam paragfaf-paragraf karya fiksi jenis prosa. Paragraf pada karya jenis prosa berupa rangkaian kejadian, peristiwa dan alur yang terjadi secara berurutan dari awal hingga akhir, baik disajikan secara berururutan, maupun tidak. Oleh karena itu paragraf ini sering dinamakan paragraf kisahan. Menurut Rusayana dalam Suherli Kusmana (2014:71)

    Menurut Suherli (2014 :71) "Paragraf Naratif merupakan jenis paragraf yang struktur paragraf tersebut disajikan dalam bentuk rangkaian peristiwa atau kisah".
 
    Berdasarkan  uraian di atas dapat dinyatakan bahwa paragraf naratif adalah Paragraf yang berisi rangkaian cerita yang berurutan yang biasanya digunakan dalam karya fiksi jenis prosa. 

Contoh Pargaraf Naratif dalam Buku Kreativitas Menulis Prof. Dr. Suherli Kusmana, M.Pd. (2014:71)


Ibu Kasomi Pelaku Sejarah
     Pada tahun 1943 Kasomi Ratna Djuwita baru berusia 17,5 tahun. Saat itu ia dijodohkan dengan Mohammad Said yang kemudian mempersuntingnya. Saat itu ia baru menamatkan studi di Sekolah Kepandaian Putri (setingkat SMP). Tentu saja pada saat itu ia masih sangat lugu dan polos. Bahkan, saat itu ia belum bisa berdandan. Ia tidak menampik perjodohan, karena merupakan pantangan pada masa itu. Secara diam-diam ia menangisi nasibnya karena merasa belum siap berumah tangga.

    Namun, Kasomi mulai menyadari akan jalan hidup yang telah digariskan Tuhan. Akhirnya, dijalani pula kehidupan menjadi seorang istri mantri polisi. Sejalan dengan kedudukannya ia pun aktif dalam organisasi Bhayangkari. Kesibukannya saat itu bertambah dengan melakukan kunjungan ke daerah-daerah. Waktu itu, ia harus berkampanye kepada masyarakat jangan tergantung pada beras. Saat itu, beras dari Indonesia diambil oleh Jepang. 

    Sejak saat itu, sekalipun masih sangat beliaKasomi sudah  menjadi sosok aktif dan dikenal banyak orang. Menjelang Konferensi Asia Afrika tahun 1955, pemerintah Bandung membentuk kepanitiaan. Kasomi termasuk ke dalam panitia dan mendapat tugas untuk mengalungkan bunga kepada 5 kepala pemerintahan, yakni Gamal Abdel Nasser (Mesir), Chou En Lai (China), Pangeran Sihanouk (Kamboja), U Nu (Birma), dan Pandit Jawarharlal Nehru (India) (Pikiran Rakyat, I23 April 2005[dengan penyesuaian]).

 

Komentar